DIFTERI DI SURAKARTA

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - KESEHATAN
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - FALSE CONTEXT
KANAL ADUAN
TWITTER
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
Alfianto Yustinova
DILIHAT
217 KALI

Selasa, 12 Maret 2019

DIFTERI DI SURAKARTA
.
[DISINFORMASI]
Berdasarkan laporan aduan yang diterima JSH, warginet menanyakan kebenaran tentang capture sebuah postingan dari FB
Di postingan tersebut tertulis caption :
"Wilayah surakarta Ada 600 yang kena. RS penuh dg kondisi anak2 Difteri. 38 sdh meninggal. Jadi memang kejadian luarbiasa. Dinkes Surakarta mengadakan imunisasi masal sd 24 maret Usia 1 sd 19 tahun
Hati2 jgn jajan yg pk cabe bubuk, Jgn jajan pk cabe kering seperti cabe di tahu bulat, otak2, dsb. pokoknya jgn pake cabe bumbu kering. Karena penuh penyakit dr kencing tikus, kasusnya byk yg meninggal karena penyakit difteri...
*PERHATIAN*
Utk kita2 yg keluarga atau putra putrinya suka mengkonsumsi jajanan dg menggunakan bumbu tabur (terutama yg mengandung cabe kering) spt... cilok, tahu crispy, singkong goreng atau yg lain, monggo dievaluasi kembali.
Knp? Di pabrik cabe tabur, tampak bahan cabe kering ditimbun di gudang tak peduli dijadikan sarang tikus.
Tentu saja KENCING TIKUS akan tercecer disana dan membahayakan.
Mari kita jaga keluarga kita.
*Gejala Difteri*
Difteri umumnya memiliki masa inkubasi atau rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul 2 hingga 5 hari. Gejala-gejala dari penyakit ini meliputi:
• Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
• Demam dan menggigil.
• Sakit tenggorokan dan suara serak.
• Sulit bernapas atau napas yang cepat.
• Pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
• Lemas dan lelah.
• Pilek. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah.
DIHIMBAU UTK HATI2 saat ini DIFTERI sudah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), jadi kalau tidak terpaksa betul, jangan jajan diluar ya. Tolong disampaikan pada semua keluarga dekat.
Penularan melalui droplet spt dari ludah , batuk, dll kaya penularan TBC. Jadi hindari tempat2 keramaian seperti tempat2 rekreasi dll ini khusus warga solo raya, Jawa tengah dan sekitarnya.
Info : solo raya dan sekitarnya 2173????????????????"
.
.
[PENJELASAN]
Setelah JSH melakukan penelusuran, informasi tersebut TIDAK BENAR.
Dilansir kompas.com, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih atau akrab disapa Ning mengatakan, pesan berantai tersebut tidaklah benar. Sebab, di Solo saat ini tidak ada kejadian difteri
Ning menambahkan, pernah ada warga yang terkena penyakit difteri sekitar dua tahun lalu dan dirawat di rumah sakit. Namun pasien bukan asli Solo. "Untuk tahun ini, alhamdulillah tidak ada dan mudah-mudahan tidak ada. Kita berharap tidak ada penyakit tersebut," ujar Ning ditemui di Balai Kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Jumat (22/2/2019)
"Dari bahasa nulisnya ini kelihatan orang tidak menguasai medis. Dan, kalau (pelaku) orang awam juga tidak karena pesan ini isinya setengah-setengah," kata Ning
Ning menegaskan, kencing tikus yang disebutkan dalam pesan itu menyebabkan penyakit difteri juga tidak benar. Menurut Ning, kencing tikus menyebabkan penyakit leptospirosis (penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang menyebar melalui urine tikus, kucing, sapi, dan juga hewan mamalia lainnya)
.
.
[SUMBER KLARIFIKASI]